Indonesia
adalah sebuah negara besar yang penuh dengan kekayaan alam. Kekayaan alam
Indonesia, tak terbantahkan lagi oleh negara-negara lain di dunia. Akan tetapi,
mengapa kekayaan alam Indonesia itu tidak dapat diolah dengan baik oleh rakyat
Indonesia sendiri? Justru negara-negara lainlah yang dengan leluasa
memanfaatkan bahkan mengeksploitasi kekayaan alam negara kita. Bagaimana ini? Rakyat
Indonesia seakan menjadi tamu di negeri sendiri? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ada yang salah dengan rakyat Indonesia?
Salah
satu faktor yang menyebabkan bangsa Indonesia tidak dapat mengolah kekayaan
alamnya sendiri adalah karena rendahnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh
bangsa ini. Sumber daya manusia yang rendah? Ya, sumber daya manusia yang
rendah merupakan salah satu faktor utama yang dari dulu sampai sekarang masih
menjadi permasalahan yang seharusnya bisa diatasi dan diselesaikan oleh
Pemerintah Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNESCO (2000) tentang peringkat
Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang
menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di
antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 102 (1996), ke-99
(1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Jika hal ini terus terjadi, maka
berbagai permasalahan kesejahteraan di Indonesia tidak akan pernah tertangani
dengan baik.
Lantas
yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa sumber daya manusia masih
rendah? Adakah faktor yang menyebabkan hal itu terjadi? Ya benar, salah satu
penyebab dari rendahnya nilai sumber daya manusia yang rendah adalah karena
masih buruknya kualitas pendidikan di Indonesia. Karena faktor inilah yang
mengakibatkan sumber daya manusia di Indonesia menjadi sangat rendah jika dibandingkan
dengan negara lainnya. Berbagai permasalahan tentang pendidikan di negeri ini
seakan tidak ada habisnya. Permasalahan ini menjadi polemik tersendiri bagi
bangsa Indonesia. Bukannya semakin membaik, justru masalah itu semakin ke sini semakin
memprihatinkan. Polemik pendidikan bangsa Indonesia ini disebabkan banyak hal.
Di antaranya adalah karena masih banyaknya sarana sekolah yang kurang bahkan
tidak layak, kualitas guru yang sangat rendah, merebaknya kecurangan yang
dilakukan oleh para perangkat sekolah, mahalnya pendidikan sampai masyarakat
miskin tak sanggup menjangkaunya, kurikulum yang masih bergonta-ganti, dan
masih banyak lagi permasalahan yang terjadi dalam pendidikan kita.
Apa
yang dapat kita lakukan sebagai rakyat Indonesia jika mengetahui masalah
seperti itu? Memang, permasalahan pendidikan yang terjadi Indonesia sangat
terasa saat kita mengampu pendidikan dari dulu hingga sekarang. Berbagai
permasalahan-permasalahan dalam pendidikan seakan menjadi makanan sehari-hari,
karena begitu kompleksnya permasalahan ini. Sehingga hampir setiap orang pernah
mengalami permasalahan ini selama mereka
mengampu pendidikan. Polemik klasik pendidikan di bangsa ini adalah
siapa yang mampu membayar sekolah, maka itulah yang dapat memperoleh
pendidikan. Pernyataan ini seakan sudah terbiasa terjadi di setiap lingkungan
pendidikan di Indonesia. Jika seperti itu terus terjdi, bagaimana dengan mereka
yang miskin? Mereka yang tidak punya uang? Akankah niat tulus mereka untuk
dapat memperoleh pendidikan yang layak terhalang hanya karena masalah biaya?
Hal ini menjadi ironi tersendiri bagi wajah pendidikan bangsa Indonesia.
Bukankah
pemerintah telah menggelontarkan program BOS (Biaya Operasional Sekolah)? Tidak
cukupkah itu untuk membantu mereka yang miskin untuk bisa sekolah? Memang,
pemerintah telah berusaha keras menangani masalah klasik itu dengan memberikan
sekolah ‘gratis’ untuk para rakyat miskin bangsa ini yang jumlahnya banyak ini.
Akan tetapi, program ini menjadi sia-sia karena pada prakteknya tetap saja ada
sekolah yang mengharuskan siswanya untuk membayar biaya sekolah. Sekolah yang
seharusnya gratis, menjadi tidak gratis karena orang tua siswa tetap harus
membayar biaya sekolah dengan berbagai alasan. Mulai untuk memperbaiki sekolah,
pengadaaan buku-buku bacaan, pengadaan fasilitas komputer, dan lain sebagainya.
Jika seperti ini, masih ada keadilankah di negeri ini? Apakah adil jika satu sekolah
benar-benar gratis, karena sarana dan prasana sekolah telah terpenuhi,
dibandingkan dengan satu sekolah lain yang harus membayar iuran setiap bulan
karena sarana dan prasana sekolah tersebut kurang layak. Ini menunjukkan kalau
pemerataan layanan perbaikan di Indonesia masih sangat kurang. Ini juga menjadi
masalah sendiri dalam pendidikan kita. Selain contoh itu, sebenarnya masih
banyak lagi contoh-contoh permasalahan dalam pendidikan yang menjadi polemik di
bangsa ini. Cukup kompleks memang masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia ini.
Sikap
kita terhadap polemik ini haruslah konstruktif. Jangan sampai justru semakin
menjadi destruktif, dalam upaya perbaikan permasalahan pendidikan bangsa ini.
Sangat menyedihkan memang, jika kita melihat wajah pendidikan bangsa kita ini.
Mengapa negara kita bisa tertinggal dengan negara yang lain, dimana kita
seharusnya bisa sangat unggul karena
berbagai sumber daya yang kita miliki. Setiap orang merasa geram dengan
berbagai permasalahan yang terjadi di dunia pendidian Indonesia. Ada yang
melampiaskannya dengan cara berdemo, serta ada juga yang menyikapi dengan
melakukan berbagai aksi sosial.
Banyak
pihak telah melakukan berbagai upaya, agar polemik ini bisa cepat
terselesaikan. Pemerintah juga telah berusaha keras agar berbagai permasalahan
pendidikan bangsa ini bisa tertangani. Namun, usaha pemerintah serta berbagai
pihak ini belum begitu efektif jika melihat kondisi pendidikan bangsa Indonesia
sampai saat ini. Akan tetapi, kita patut mengapresiasi berbagai usaha yang
dilakukan oleh pemerintah ini. Pemerintah setidaknya sudah peka terhadap
masalah ini. Diharapkan pula pemerintah memberikan solusi-solusi yang semakin
realistis dalam menyelesaikan polemik yang terjadi dalam pendidikan bangsa
Indonesia.
Selanjutnya,
bagaimanakah konstribusi kita dalam upaya menbantu mengurangi polemik yang
terjadi dalam pendidikan bangsa ini? Apakah kita cukup bersikap apatis saja?
Bukankah kita juga pernah menjadi korban dalam polemik ini? Sepatutnya kita
sebagai warga negara Indonesia berperan aktif dalam permasalahan ini. Kita
dapat menjadi pionir dalam perbaikan pendidikan bangsa ini. Baik itu dalam
bentuk aksi sosial dengan pendirian rumah belajar bagi mereka yang ingin sekali
bersekolah tetapi terhalang dana, yang selanjutnya dapat berpartisipasi dalam
membantu menghasilkan sumber daya
manusia Indonesia yang mampu bersaing secara global, sehingga bangsa ini
menjadi tuan rumah dalam mengolah kekayaan alam bangsa ini. Serta yang paling
utama adalah kita sebagai masyarakat Indonesia selalu mendukung dan
berkontribusi dalam berbagai program-program pemerintah yang bertujuan untuk
perbaikan pendidikan bangsa Indonesia, sebagai upaya penyelesaian polemik yang
terjadi dalam pendidikan bangsa Indonesia.
Irwan Suswandi
Jawa 2011
Peserta UI – Student Development
Program 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar