Jelajah Kuliner Unik Nusantara

Minggu, 20 Mei 2012

Pendidikanku, pendidikanmu, pendidikan kita, samakah?



Indonesia adalah sebuah negara besar yang penuh dengan kekayaan alam. Kekayaan alam Indonesia, tak terbantahkan lagi oleh negara-negara lain di dunia. Akan tetapi, mengapa kekayaan alam Indonesia itu tidak dapat diolah dengan baik oleh rakyat Indonesia sendiri? Justru negara-negara lainlah yang dengan leluasa memanfaatkan bahkan mengeksploitasi kekayaan alam negara kita. Bagaimana ini? Rakyat Indonesia seakan menjadi tamu di negeri sendiri? Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada yang salah dengan rakyat Indonesia?
Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Indonesia tidak dapat mengolah kekayaan alamnya sendiri adalah karena rendahnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa ini. Sumber daya manusia yang rendah? Ya, sumber daya manusia yang rendah merupakan salah satu faktor utama yang dari dulu sampai sekarang masih menjadi permasalahan yang seharusnya bisa diatasi dan diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Jika hal ini terus terjadi, maka berbagai permasalahan kesejahteraan di Indonesia tidak akan pernah tertangani dengan baik.
Lantas yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa sumber daya manusia masih rendah? Adakah faktor yang menyebabkan hal itu terjadi? Ya benar, salah satu penyebab dari rendahnya nilai sumber daya manusia yang rendah adalah karena masih buruknya kualitas pendidikan di Indonesia. Karena faktor inilah yang mengakibatkan sumber daya manusia di Indonesia menjadi sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Berbagai permasalahan tentang pendidikan di negeri ini seakan tidak ada habisnya. Permasalahan ini menjadi polemik tersendiri bagi bangsa Indonesia. Bukannya semakin membaik, justru masalah itu semakin ke sini semakin memprihatinkan. Polemik pendidikan bangsa Indonesia ini disebabkan banyak hal. Di antaranya adalah karena masih banyaknya sarana sekolah yang kurang bahkan tidak layak, kualitas guru yang sangat rendah, merebaknya kecurangan yang dilakukan oleh para perangkat sekolah, mahalnya pendidikan sampai masyarakat miskin tak sanggup menjangkaunya, kurikulum yang masih bergonta-ganti, dan masih banyak lagi permasalahan yang terjadi dalam pendidikan kita.
Apa yang dapat kita lakukan sebagai rakyat Indonesia jika mengetahui masalah seperti itu? Memang, permasalahan pendidikan yang terjadi Indonesia sangat terasa saat kita mengampu pendidikan dari dulu hingga sekarang. Berbagai permasalahan-permasalahan dalam pendidikan seakan menjadi makanan sehari-hari, karena begitu kompleksnya permasalahan ini. Sehingga hampir setiap orang pernah mengalami permasalahan ini selama mereka  mengampu pendidikan. Polemik klasik pendidikan di bangsa ini adalah siapa yang mampu membayar sekolah, maka itulah yang dapat memperoleh pendidikan. Pernyataan ini seakan sudah terbiasa terjadi di setiap lingkungan pendidikan di Indonesia. Jika seperti itu terus terjdi, bagaimana dengan mereka yang miskin? Mereka yang tidak punya uang? Akankah niat tulus mereka untuk dapat memperoleh pendidikan yang layak terhalang hanya karena masalah biaya? Hal ini menjadi ironi tersendiri bagi wajah pendidikan bangsa Indonesia.
Bukankah pemerintah telah menggelontarkan program BOS (Biaya Operasional Sekolah)? Tidak cukupkah itu untuk membantu mereka yang miskin untuk bisa sekolah? Memang, pemerintah telah berusaha keras menangani masalah klasik itu dengan memberikan sekolah ‘gratis’ untuk para rakyat miskin bangsa ini yang jumlahnya banyak ini. Akan tetapi, program ini menjadi sia-sia karena pada prakteknya tetap saja ada sekolah yang mengharuskan siswanya untuk membayar biaya sekolah. Sekolah yang seharusnya gratis, menjadi tidak gratis karena orang tua siswa tetap harus membayar biaya sekolah dengan berbagai alasan. Mulai untuk memperbaiki sekolah, pengadaaan buku-buku bacaan, pengadaan fasilitas komputer, dan lain sebagainya. Jika seperti ini, masih ada keadilankah di negeri ini? Apakah adil jika satu sekolah benar-benar gratis, karena sarana dan prasana sekolah telah terpenuhi, dibandingkan dengan satu sekolah lain yang harus membayar iuran setiap bulan karena sarana dan prasana sekolah tersebut kurang layak. Ini menunjukkan kalau pemerataan layanan perbaikan di Indonesia masih sangat kurang. Ini juga menjadi masalah sendiri dalam pendidikan kita. Selain contoh itu, sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh permasalahan dalam pendidikan yang menjadi polemik di bangsa ini. Cukup kompleks memang masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini.
Sikap kita terhadap polemik ini haruslah konstruktif. Jangan sampai justru semakin menjadi destruktif, dalam upaya perbaikan permasalahan pendidikan bangsa ini. Sangat menyedihkan memang, jika kita melihat wajah pendidikan bangsa kita ini. Mengapa negara kita bisa tertinggal dengan negara yang lain, dimana kita seharusnya  bisa sangat unggul karena berbagai sumber daya yang kita miliki. Setiap orang merasa geram dengan berbagai permasalahan yang terjadi di dunia pendidian Indonesia. Ada yang melampiaskannya dengan cara berdemo, serta ada juga yang menyikapi dengan melakukan berbagai aksi sosial.
Banyak pihak telah melakukan berbagai upaya, agar polemik ini bisa cepat terselesaikan. Pemerintah juga telah berusaha keras agar berbagai permasalahan pendidikan bangsa ini bisa tertangani. Namun, usaha pemerintah serta berbagai pihak ini belum begitu efektif jika melihat kondisi pendidikan bangsa Indonesia sampai saat ini. Akan tetapi, kita patut mengapresiasi berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah ini. Pemerintah setidaknya sudah peka terhadap masalah ini. Diharapkan pula pemerintah memberikan solusi-solusi yang semakin realistis dalam menyelesaikan polemik yang terjadi dalam pendidikan bangsa Indonesia.
Selanjutnya, bagaimanakah konstribusi kita dalam upaya menbantu mengurangi polemik yang terjadi dalam pendidikan bangsa ini? Apakah kita cukup bersikap apatis saja? Bukankah kita juga pernah menjadi korban dalam polemik ini? Sepatutnya kita sebagai warga negara Indonesia berperan aktif dalam permasalahan ini. Kita dapat menjadi pionir dalam perbaikan pendidikan bangsa ini. Baik itu dalam bentuk aksi sosial dengan pendirian rumah belajar bagi mereka yang ingin sekali bersekolah tetapi terhalang dana, yang selanjutnya dapat berpartisipasi dalam membantu menghasilkan sumber  daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara global, sehingga bangsa ini menjadi tuan rumah dalam mengolah kekayaan alam bangsa ini. Serta yang paling utama adalah kita sebagai masyarakat Indonesia selalu mendukung dan berkontribusi dalam berbagai program-program pemerintah yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan bangsa Indonesia, sebagai upaya penyelesaian polemik yang terjadi dalam pendidikan bangsa Indonesia.

Irwan Suswandi
Jawa 2011
Peserta UI – Student Development Program 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar