Jelajah Kuliner Unik Nusantara

Kamis, 31 Mei 2012

REOG PONOROGO




       Indonesia terkenal akan kebudayaannya yang beraneka ragam. Keberagamannya dapat terlihat di setiap sudut wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Tapi sayangnya, kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tak diimbagi dengan rasa peduli dari masyarakat Indonesia. Sehingga tak heran, banyak pihak asing yang mengklaim budaya kita. Tapi,haruskah kita marah? Atau justru seharusnya kita berterima kasih kepada pihak tersebut karena telah peduli, dan membantu memelihara serta melestarikan budaya kita? 
      Salah satu budaya yang sempat menjadi perbincangan karena adanya pengklaiman bangsa asing adalah Reog Ponorogo. Reog sempat diklaim oleh bangsa Malaysia sebagai kebudayaan yang berasal dari Negeri Jiran tersebut. Malaysia menyebut Tari Reog dengan sebutan Tari Barongan. Tetapi, benarkah Reog berasal dari Malaysia? Atau Malaysia hanya menggertak kita agar kita tidak lupa untuk menjaga kebudayaan yang kita miliki? Untuk menjawab pertanyaan itu, alangkah baiknya kita mengenal lebih dahulu tentang Reog.
     Reog adalah salah satu kebudayaan yang berasal dari Jawa Timur, tepatnya di wilayah barat laut. Reog yang paling terkenal yaitu reog dari Ponorogo, sehingga terkenal dengan sebutan Reog Ponorogo. Di Ponorogo, Reog dipertunjukkan pertama kali pada tahun 1920. Dalam setiap pertunjukkannya, tidak hanya Reog, tetapi juga ada Tari Jaran Kepang dan Bujangganong.
      Banyak versi tentang asal-usul dari Reog Ponorogo. Setidaknya ada lima versi yang paling populer di masyarakat Ponorogo. Tetapi yang banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas adalah versi yang bercerita tentang Kerajaan Kediri. Dahulu, ada seorang Putri Kerajaan Kediri yang bernama Dewi Sanggalangit. Setelah desakan dari kedua orang tuanya untuk segera menikah, Dewi Sanggalangit menerima permintaan dari orang tuanya itu dengan memberikan persyaratan kepada para calon suaminya, yang dia peroleh dari semedinya. Persyaratannya adalah siapa saja yang ingin menjadi suaminya, harus mampu menampilkan tontonan yang menarik, dengan membawa seratus empat puluh kuda kembar dan juga binatang berkepala dua. 
      Setelah melakukan sayembara, hanya ada dua calon yang berani memenuhi persyaratan Dewi Sanggalangit, yaitu Raja Kelanaswandana dan Raja Singabarong. Raja Kelanaswandana adalah raja yang gagah dan tampan serta bijaksana yang berasal dari Kerajaan Bandarangin. Tetapi Raja Kelanaswandana memiliki kebiasaan buruk yaitu suka mencumbui anak laki-laki tampan yang dianggapnya sebagai gadis remaja yang cantik. Sedangkan Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya adalah raja yang bengis dan kejam. Dia memiliki rupa harimau dan mempunyai peliharaan burung Merak yang membantu memakan kutu di kepalanya yang membuatnya gatal.
   Singkat cerita, Raja Kelanaswandana telah berhasil mempersiapkan tontonan yang menarik dan mengumpulkan kuda kembar, tetapi belum bisa menemukan binatang berkepala dua. Sedangkan Raja Singabarong hanya mampu mengumpulkan kuda kembar. Raja Singabarong berbuat curang dengan berencana merebut apa yang telah diciptakan oleh Raja Kelanaswandana. Mendengar berita itu, Raja Kelanaswandana marah dan menyerbu Kerajaan Lodaya. Raja Kelanaswandana berhasil mengalahkan Raja Singabarong. Selain berhasil mengalahkan Raja Singabarong, dengan  senjata samandiman-nya, Raja Kelanaswandana juga membuat burung Merak yang saat itu sedang mematuk kepala Raja Singabarong menyatu dengan kepala Singabarong. Sehingga kepala Raja Singabarong tampak seperti binatang berkepala dua., yaitu kepala Singa dan kepala Merak. Raja Kelanaswandana akhirnya dapat memenuhi semua persyaratan Dewi Sanggalangit, dan dapat meminangnya. Dewi Sanggalangit diboyong oleh Raja Kelanaswandana ke Bandarangin di Wengker, atau sekarang bernama Ponorogo. Setelah meminang Dewi Sanggalangit, kebiasaan Raja Kelanaswandana yang suka mencumbui anak laki-laki tampan bisa berhenti.
       Itulah cerita singkat dibalik Tari Reog Ponorogo. Sekarang, Reog telah mengalami perkembangan, salah satunya dari adanya alur cerita. Urut-urutan dari Tari Reog Ponorogo, yaitu Warok, kemudian Jatilan, Bujangganong, Kelanaswandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol.
     Melihat dari segi sejarah dan perkembangannya, Reog Ponorogo memang budaya asli milik Indonesia. Barongan di Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia hanyalah sebuah tarian yang dibuat oleh masyarakat Jawa di sana yang masih cinta dan peduli dengan Tari Reog. Lantas, siapakah yang disalahkan atas klaim ini? Pada dasarnya tidak ada yang pantas untuk disalahkan, jika semua pihak lebih peduli untuk menjaga dan melestarikan Tari Reog Ponorogo, serta budaya-budaya bangsa Indonesia yang lain. Sehingga tidak ada lagi klaim-klaim dari pihak asing atas budaya kita.

Irwan Suswandi 
Jawa 2011
Peserta UI – Student Development Program 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar